Apa itu migren?
Migren atau migraine (Perancis) berasal dari bahasa Yunani hemikrania (setengah tengkorak), adalah nyeri kepala berdenyut (sinkron dengan denyut jantung) yang umumnya hanya mengenai satu sisi kepala (di pelipis dan belakang mata), dan memburuk setiap kali bergerak. Pada sebagian orang, nyeri berdenyut juga dapat dirasakan di kedua sisi kepala, wajah, dan bahkan leher. Serangan migren kadang-kadang disertai dengan aura yaitu mual, muntah, kepekaan terhadap cahaya, suara, dan bau-bauan.
Serangan migren dapat muncul beberapa kali dalam setahun, tetapi dapat juga muncul hingga beberapa kali dalam seminggu. Meskipun gangguan migren tidak fatal, namun dapat sangat menyiksa dan mengganggu kehidupan si penderita, menyebabkan ketidakmampuan untuk beraktivitas sehingga menghambat daya kerja yang bersangkutan.
Tiga jenis migren
1. Migren tanpa aura
Serangan nyeri kepala berdenyut tidak disertai dengan aura.
2. Migren dengan aura
Serangan nyeri kepala berdenyut dibarengi atau didahului dengan aura.
3. Aura migren tanpa nyeri kepala
Si penderita merasakan adanya aura migren, tetapi tidak diiringi dengan nyeri kepala yang berdenyut.
Tahap-tahap serangan migren
§ Prodromal
Tahap sebelum terjadinya serangan migren berupa suasana galau, gangguan tidur, selera makan menurun, sering merasa haus, susah buang air besar, dan sering buang air kecil.
§ Aura
Merupakan gangguan berupa mual, muntah, gangguan penglihatan seperti kilatan-kilatan cahaya, titik-titik hitam, pandangan kabur, gangguan pendengaran, kesulitan bicara, kehilangan keseimbangan, kaku leher, rasa kebas atau kesemutan yang bermula pada satu tangan dan naik ke lengan sebelum akhirnya terasa pada wajah, bibir, dan lidah. Tahap aura ini bisa terjadi menjelang atau berbarengan dengan serangan nyeri kepala.
§ Nyeri kepala
Nyeri kepala berdenyut pada satu sisi atau kedua sisi kepala, biasanya disertai dengan rasa ketidaknyamanan terhadap paparan bau-bauan, cahaya, dan suara (penderita merasa lebih nyaman bila berada di tempat yang gelap dan tenang), merasa kedinginan atau kepanasan, dan ada kalanya sakit perut.
§ Postdromal
Semua gejala berangsur reda, diikuti dengan rasa lelah selama beberapa hari setelah mengalami serangan migren.
Beberapa faktor pemicu serangan migren
Penyebab migren sampai sekarang belum diketahui dengan pasti, namun ada beberapa faktor yang menjadi pemicu timbulnya serangan migren.
§ Hormonal
Hormon lebih banyak berpengaruh pada perempuan daripada laki-laki. Pengaruh hormonal ini menyebabkan sebagian perempuan mengalami migren pada masa menstruasi.
§ Genetik
Sebagian penderita migren memiliki keluarga yang juga menderita migren.
§ Cahaya
Orang yang menderita migren mempunyai ambang batas yang lebih rendah terhadap cahaya. Cahaya kilat (blitz) atau cahaya yang berkelip-kelip dapat memicu timbulnya serangan migren.
§ Makanan/ minuman
Makanan dan minuman tertentu dapat menjadi pemicu timbulnya serangan migren, misalnya kopi, cokelat, keju, vetsin, pemanis buatan, dan alkohol.
§ Merokok
Merokok dapat memicu timbulnya serangan migren, atau membuat serangan migren menjadi bertambah berat.
§ Faktor tidur
Tidur terlalu lama, kurang tidur, dan sering terjaga tengah malam pada penderita migren dapat memicu timbulnya serangan migren.
§ Fisik/ mental
Kondisi stres dan kelelahan fisik juga dapat memicu serangan migren.
Penanganan migren
§ Berbaring di tempat yang gelap dan tenang bisa meringankan gejala-gejala migren.
§ Minum obat pereda rasa sakit.
§ Minum obat antimuntah.
§ Terapi akupunktur
Terapi akupunktur
Ada tiga titik utama yang ditusuk untuk terapi migren, yaitu dua titik pada meridian kandung empedu, serta satu titik pada meridian tripemanas. Di samping ketiga titik utama tersebut, bisa ditambah pula dengan titik-titik tambahan yang berkaitan dengan faktor pemicu yang menjadi penyebab timbulnya serangan migren pada si penderita.
Akupunktur dilakukan dua hari sekali. Untuk mencapai hasil terapi yang maksimal, akupunktur dilakukan secara penuh dalam satu seri pengobatan yaitu dua belas kali terapi. Bila diperlukan, seri pengobatan dapat diulang kembali (dengan jeda selama satu minggu di antara dua seri pengobatan). Terapi migren dengan metode akupunktur ini seyogianya tidak dilakukan setengah-setengah, tetapi dilakukan sampai tuntas, sampai mencapai hasil yang diharapkan.*
Penulis dr. Hendra Sutardhio (Dokter Ahli Akupunktur, Dosen Fakultas Kedokteran UKRIDA) Editor Theresia J Christy Foto Pixabay