TERKINI &
PROMO
Home >Artikel > Manajemen > Rumah Sakit Ukrida Melanjutkan 1967 Dreams Come True

...

Rumah Sakit Ukrida Melanjutkan 1967 Dreams Come True

 Post date 27 Juli 2023


Perjalanan panjang Fakultas Kedokteran UKRIDA sejak 1967 untuk memiliki Rumah Sakit yang diproyeksikan sebagai Pendidikan, membuahkan hasil dengan resmi berdiri dan beroperasinya RS UKRIDA 12 Desember 2020, dan peresmiannya disebut sebagai 1967 Dreams Come True. Sedangkan Rumah Sakit Family Medical Center (FMC) yang telah lebih dulu hadir bersama Ukrida sejak tahun 2013 kini telah resmi menjadi Rumah Sakit pendidikan bagi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Ukrida. Saat pandemi akibat penyebaran virus COVID-19 di berbagai tempat, RS UKRIDA hadir di tengah masyarat dengan tugas perdana sebagai Rumah Sakit Rujukan bagi masyarakat yang terpapar. Semenjak itu, RS UKRIDA mulai mengepakkan sayapnya untuk berkomitmen menyediakan pelayanan kesehatan guna mendukung pelayanan kesehatan masyarakat, termasuk RS UKRIDA juga melayani vaksinasi pertama sampai booster kedua bagi masyarakat. Pada kesempatan kali ini, Dr. dr. Fushen, M.H., M.M., FISQua selaku Direktur RS UKRIDA menuturkan perjalanan RS UKRIDA yang terus memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat, dengan tetap pada proyeksi menjadi Rumah Sakit Pendidikan yang memiliki semboyan “Healing with care, Caring with heart”.
 
Bisa dokter ceritakan proses perjalanan RS URIDA yang diproyeksikan menjadi Rumah Sakit Pendidikan untuk FKIK Ukrida? Apa dalam prosesnya ada target waktu?
 
Ya proses tersebut masih terus berjalan sesuai proyeksi, karena untuk menjadi RS Pendidikan ada tingkatannya sampai nantinya menjadi RS Pendidikan Utama. Untuk mencapainya melalui tahapan akreditasi RS Pendidikan, ada kerjasama, pembimbingan, dan sebagainya. Proses tersebut harus kami jalani, hanya merupakan aspek yang esensial adalah dari segi jumlah pasien dan variasi kasus menjadi syarat mendasar. Secara alami sebagai rumah sakit baru pasti secara bertahap dalam penataan. Jadi memang sampai saat ini masih dalam tahap mengumpulkan jumlah dan variasi kasus. Mengenai target memang kami rencanakan untuk waktu tiga tahun, tetapi seperti kita ketahui terjadi pandemi Covid di tahun 2020, sehingga di akhir tahun 2020 kami mengkonsentrasikan ke pelayanan Covid itu yang merupakan tugas perdana. Sementara itu kami juga melayani pasien non-Covid, sampai terjadi dua kali gelombang Covid, tetapi itu tidak mempengaruhi jumlah pasien non Covid, bahkan kami menambah fasilitas layanan dengan Urologi, Orthopedi dan bedah plastik, dan kini kami sudah kembali on-track. Tahun 2022 kami sudah menjalani akreditasi tetapi untuk rumah sakit, akreditasi untuk RS Pendidikan ada tersendiri yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan.   
 
Tentang tata kelola RS UKRIDA sejalan dengan RS FMC, termasuk kesamaan visi dan misi? 
Hingga kini tetap sama, hanya RS FMC yang sudah menjadi Rumah Sakit Pendidikan bagi FKIK Ukrida memiliki jumlah pasien dan variasi kasusnya banyak. RS UKRIDA juga terus mengalami pertambahan jumlah pasien dan jumlah kasus. Kami memiliki basis yang sama yaitu rumah sakit umum, sehingga langkahnya dan komitmen masih sama yaitu menyediakan layanan kesehatan bagi masyarakat. Walaupun ada perbedaan badan hukum, kalau RS FMC badan hukumnya PT Jala Mas Putra Rejeki, sedangkan RS UKRIDA badan hukumnya PT Upadana Krista Dipta Arjasa, tetapi visi dan misi pelayanan kami tetap sama.  
 
FKIK Ukrida telah memiliki program studi Keperawatan dan program studi Optometri, apakah RS UKRIDA juga menjadi kelanjutan bagi para alumni program studi Ukrida? Ini menjadi bentuk dukungan kepada kedua program studi tersebut?
 
Karena belum menjadi RS Pendidikan, maka belum bisa menjadi wahana perkuliahan bagi mahasiswa kedokteran dan keperawatan. Tetapi sejak alumni angkatan I yang dari program studi Keperawatan Ukrida sampai sekarang selalu ada yang bergabung ke RS UKRIDA, walaupun memang tidak semua. Kami memang tetap memberlakukan ujian seperti rekrutmen eksternal, kalau lulus dalam ujian akan lanjut ke tahap berikutnya. Selain itu kalau quota kami sudah terpenuhi baru kami tawarkan ke tempat lain. Tetapi kami berkomitmen ini merupakan alumni Ukrida yang memiliki kesempatan untuk berkarya, dan kami selalu memberikan informasi atau tawaran kepada para alumni keperawatan. Rumah Sakit UKRIDA juga menjadi tempat untuk menguji dan memberikan umpan balik kepada para alumni, apakah mereka sudah bisa menerapkan ilmunya dalam pekerjaan. Demikian juga dengan program studi Optometri yang masih baru, sekiranya ada praktik lapangan harapan kami juga akan bisa mendukung, atau kami tawarkan kedepannya bagi lulusan program studi Optometri yang ingin bergabung di RS UKRIDA. 
 
Kelanjutan karya RS UKRIDA hingga kini, bagaimana animo masyarakat terhadap pasca RS UKRIDA menjadi rujukan pasien Covid? 
 
Tentang hal ini memang agak unik ya, karena saat RS UKRIDA menjadi rujukan Covid animo masyarakat tinggi. Mungkin karena rumah sakit baru yang dikhususkan untuk Covid dengan dukungan peralatan yang lengkap, sepengamatan saya cukup banyak yang berobat ke RS UKRIDA. Demikian juga ketika Covid mulai mereda masyarakat banyak yang tetap memilih datang berobat kalau toh masih terkena Covid, karena dirasa pelayanannya memadai. Memang saat peralihan setelah Covid dan kami melanjutkan pelayanan Non-Covid, masyarakat masih tahunya RS UKRIDA adalah rumah sakit Covid, karena itu belum menjadi pilihan masyarakat untuk berobat. Karena itu kami melakukan pembenahan pelayanan dengan menambah jumlah layanan, termasuk menjalin kerjasama dengan BPJS, melakukan sosialisasi kepada masyarakat yang walaupun memerlukan waktu agar masyarakat semakin mengenal RS UKRIDA. Harapannya masyarakat lebih mengenal RS UKRIDA sebagai rumah sakit dengan pelayanan yang baik, jenis layanannya lengkap, bersih, dan bisa menerima layanan BPJS sehingga jumlah pasien pun meningkat. Di awal tahun jumlah pasien rawat jalan berjumlah sekitar dua ribu per bulan, dan sekarang meningkat menjadi sekitar lima sampai enam ribu pasien rawat jalan per bulan. Nah ini merupakan peningkatan dengan jumlah yang signifikan. Kalau saya melihat di google review sebagian besar mengatakan bahwa rumah sakit Ukrida menerima BPJS dan pelayanannya baik. Animo masyarakat kepada rumah sakit Ukrida sudah sangat baik dengan tidak menghilangkan animo masyarakat yang masih terkena Covid. Jadi baik pasien Covid maupun Non-Covid datang ke rumah sakit Ukrida, karena banyak rumah sakit lain yang sudah tidak lagi melayani Covid sehingga kami masih menyediakan tempat perawatan pasien Covid, terutama pasien yang lansia dan comorbid harus tetap dilayani. Secara otomatis dengan ikut merawat dan melayani dengan BPJS jumlah pasien bertambah. Kami juga sudah bekerjasama dengan Puskesmas di sekeliling, klinik-klinik, praktik dokter pribadi serta bidan. Saat ini kami mengoperasionalkan layanan dengan kapasitas 100 bed dari total kapasitas 270 bed. Dari 100 bed yang dioperasionalkan bulan ini terisi sekitar 30 sampai 50 bed per hari average.
 
Bagaimana menanggapi mindset yang masih meragukan kualitas layanan rumah sakit pendidikan apalagi dengan layanan BPJS? 
 
Ya..itu memang tantangan. Tetapi saya melihat dari pengalaman, sebenarnya sama dengan mindset masyarakat tentang rumah sakit layanan BPJS, akan cenderung beranggapan layanan yang lama dan terbatas karena dianggap gratisan. Nah.. kami di rumah sakit Ukrida melayani pasien BPJS maupun Non-BPJS dengan standar minimal yang sama, tetapi bukan standar BPJS melainkan standar pasien pribadi. Jadi pasien BPJS tetap terlayani dengan baik dan tidak berlama-lama, umumnya karena mengantre lama menjadi keluhan pasien. Tetapi  di rumah sakit Ukrida tidak perlu antre lama, mendapatkan obat yang sesuai, kalau harus dirawat kamarnya terjaga dengan baik, bersih, dokter rutin datang visit, perawat siap melayani, obat tetap diberikan, sampai pasien pulang tidak dikenakan biaya tambahan sesuai skema BPJS. Kalau melihat google review muncul testimoni yang ditulis masyarakat tentang pelayanan rumah sakit Ukrida, disebut nama dokter dan perawat, karena terkesan tertentu jadi sampai ingat nama, tinggal kesannya baik atau buruk, tetapi bersyukur selalu muncul testimoni yang baik. Artinya tema yang sering diulang tentang rumah sakit Ukrida adalah rumah sakit baru, menerima BPJS, pelayanan cepat, bersih. Ini sekaligus menepis mindset masyarakat bahwa rumah sakit dengan BPJS pelayanannya lama dan kurang baik. Kami coba buktikan di rumah sakit Ukrida dengan BPJS tetap terlayani dengan baik dan kami berkomitmen menjaga kualitas pelayanan. Saat ini dan kedepannya tergantung bagaimana kita bisa menjaga kualitas pelayanan agar kesan seperti itu tidak ada lagi.
 
Strategi RS UKRIDA menghadapi persaingan?

Strategi sejalan dengan visi dan misi sebagai rumah sakit pendidikan yang memerlukan jumlah pasien banyak, serta ada layanan pengabdian masyarakat, karena rumah sakit kompetitor di sekitar memang rumah sakit besar-besar, tetapi sebagian besar dari itu tidak melayani BPJS, sedangkan RS Ukrida termasuk rumah sakit besar yang melayani BPJS. Ini menjadi peluang yang sejalan dengan proyeksi, karena RS Ukrida memerlukan jumlah pasien dan variasi kasus yang banyak sehingga kami menambah jumlah layanan. Artinya kami karena menerima banyak rujukan kami juga menambah layanan spesialis, sehingga jumlah pasien dan kasus terus bertambah. Strategi operasionalnya yang kami perhatikan adalah peningkatan jumlah pasien tetap bisa dipastikan terlayani dengan baik, cepat, dan tepat termasuk dengan layanan BPJS. Jadi kami tetap pada basis sebagai rumah sakit umum dengan layanan yang lengkap dan terjangkau oleh masyarakat. Saat ini karena pola layanan BPJS sehingga banyak rumah sakit mengambil pangsa pasar yang umum.
 
Langkah menyeimbangkan fungsi sosial rumah sakit sekaligus sebagai sebuah usaha?
 
Hal pertama yaitu efisiensi, memberikan obat sesuai dengan keperluan, kemudian orang-orang yang bekerja memiliki kesamaan pandangan. Hal yang selalu saya tekankan adalah kalau ada pasien datang jangan bicara biaya atau mampu bayar atau tidak, tetapi tanyakan kepada kami sendiri apakah layanan kami bisa menjangkau keperluan pasien tersebut, artinya apakah dokter dan dukungan peralatan sudah bisa mengakomodir? Kalau kami mampu akan kami layani, tetapi ternyata tidak bisa maka langkahnya adalah kami rujuk demi kebaikan pasien. Bisa saja terjadi rumah sakit mampu tetapi pasiennya tidak mampu membiayai, dan untuk kasus seperti ini memang menjadi tantangan. Karena itu kami berupaya mengelola rumah sakit Ukrida secara efisien agar kalau semakin banyak kami memperoleh profit, maka kami akan bisa terus melayani banyak pasien yang tidak mampu, dan ini menjadi tantangan. Paradoksnya yang timbul adalah kalau semakin banyak kami menolak pasien,  maka semakin sedikit pasien yang datang, walaupun ada pasien yang dalam hitungan tergolong mampu. Jadi ini merupakan komitmen bersama agar mengelola rumah sakit Ukrida yang hadir melayani dan terjangkau oleh masyarakat luas.
 
Tentang kemitraan RS UKRIDA dengan berbagai pihak?
 
Kemitraan sudah berjalan dengan perusahan-perusahaan, baik untuk layanan kesehatan maupun layanan medical check up. Kemudian dengan asuransi untuk pengobatan di rumah sakit Ukrida, dan secara bertahap mitra akan terus bertambah. Mengenai kemitraan dengan gereja-gereja, pada prinsipnya rumah sakit Ukrida terbuka bagi siapa saja, tetapi untuk saat ini interaksinya lebih banyak dengan GKI, karena jumlah jemaatnya yang besar. Sampai saat ini setiap Minggu kami masih berkeliling GKI untuk melaksanakan promosi, penyuluhan dan pemeriksaan kesehatan bagi jemaat. Selain itu juga beberapa gereja seperti gereja Kalam Kudus, GBI juga bermitra dengan kami, demikian juga kami menjalin kemitraan dengan rumah duka Tabitha, dan cukup banyak yang merespon dengan baik kemitraan dengan Tabitha. (Wurdianto) 

*Artikel ini dipublikasikan di Buletin UKRIDA Impact edisi 10 Juli-Agustus 2023

Foto Dokumentasi UKRIDA dan RS UKRIDA


RS UKRIDA dinaungi oleh PT Upadana Krista Dipta Arjasa
Jl. Arjuna Utara No. 7G, Jakarta Barat